Rabu, 22 April 2015


Laporan biologi Struktur dan Sifat Tulang

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan bilogi ini yang berjudul “Struktur dan Sifat Tulang”
Terselesainya laporan biologi ini saya berharap dapat memberikan manfaat tentang “Struktur dan Sifat Tulang” dimasa yang akan datang.
Dalam penulisan laporan biologi ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Rasa ucapan terima kasih patut penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya ilmiah ini, pihak yang penulis ucapkan terima kasih adalah :
1.      Bapak Drs. Tasman, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Benteng
2.      Ibu Ifa Asriani, S.pd selaku guru biologi yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan untuk mebuat karya ilmiah ini .
3.      Dan teman-teman semua yang memberikan saran-saran untuk membuat laporan ini
Penulis berharap semoga laporan biologi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan dapat memenuhi salah satu persyaratan . Amin .


Selayar , Oktober 2014


Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….…..….  i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….…. ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1              Tujuan Praktikum………………………………………….………………....2
Bab 2 Dasar Teori
1.1              Pengertian Tulang.…………...…….………………………….…………….. 2
Bab 3 Alat, Bahan dan Cara Kerja
1.1              Alat…………………………………………………………….…………..... 4
1.2              Bahan………………………………………………………….………….…. 4
1.3              Cara Kerja………………………………………………………….………... 4
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
1.1              Hasil Pengamatan…………………………………………………...………. 5
1.2              Pembahasan…………………………………………………………………. 5
Bab 5 Kesimpulan…………………………………………………………………………... 7
Bab 6 Daftar Pustaka………………………………………………………………………... 8BAB I


PENDAHULUAN

1.1     Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pratikum ini yaitu:
1.      Siswa mampu mengukur laju reaksi.
2.      Siswa mampu memahami pembentukan gas karbon dioksida (CO2) dari reaksi antara pualam (CaCO3) dengan larutan asam klorida (HCl) 0,2 M.
3.      Siswa mampu memahami pembentukan gas karbon dioksida (CO2) dari reaksi antara pualam (CaCO3) dengan larutan asam klorida (HCl) 0,5 M.

BAB II

DASAR TEORI

1.1       Pengertian Tulang

1.  Tulang
.          Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (Kartilago) dan tulang keras (Osteon).
.          a. Tulang Rawan
Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) yang mensekresikan matriks (KONDRIN) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (PERIKONDRIUM) yang banyak mengandung KONDROBLAS (pembentuk kondrosit).
Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI. Jenis osifikasi adalah DESMAL dan KONDRAL. Kondral meliputi PERIKONDRAL dan ENKONDRAL.
b. Tulang Keras atau Osteon terbagi menjadi
- Tulang panjang (tulang pipa)
- Tulang pipih
- Tulang pendek
- Tulang pneumatika 
Tulang Pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
- Bagian ujung yang disebut EPIFISE.
- Bagian tengah yang disebut DIAFISE.
.          
Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena aktivitas OSTEOKLAS (perombak tulang). 
- Di antara epifise dan diafise terdapat CAKRAM EPIFISE (DISCUS EPIPHYSEALIS). Cakram ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.

BAB III

ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1.1       Alat      :
·         1 buah Erlenmeyer
·         4 buah Balon
·         1 buah Silinder ukur 50 mL
·         Stopwatch
·         1 buah Gelas Kimia 1 liter
1.2       Bahan   :
·         25 mL Asam Klorida 0,2 M
·         Keping pualam
·         Serbuk keeping pualam
1.3       Cara Kerja
1.         Isilah silinder ukur dengan air sampai penuh, kemudian tutuplah dengan dengan keras tissue. Balikkan dan masukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air. 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN



1.1       Hasil Pengamatan


















1.2       Pembahasan

            Pertanyaan:
1.      Apakah terjadi perubahan kelenturan pada tulang sesudah direndam pada larutan Hcl? Mengapa?
Jawaban: ya, karena Hcl masuk dan terserap oleh tulang sehingga tulangtersebut memiliki kandungan Hcl dan menyebabkan tulang menjadi lentur. Selain itu asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsur seperti kalsium (Ca). Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut dalam asam (larutan berubah berwarna keruh) dan tulang akan menjadi lentur/lunak karena kandungan Ca pada tulang yang semakin sedikit.
2.      Apakah fungsi Hcl dalam praktiku ini?
Jawaban: melenturkan tulang, merubah warna tulang serta kekerasan dan bagian dalam tulang.

3.      Tuliskan perbedaan struktur tulang keras dan tulang rawan?
Jawaban:
No.
Tulang keras (Osteon)
Tulang rawan (kartilago)
1
Tersusun teratur yang membentuk sistem Havers
Tersusun tidak teratur
2
Bersifat keras, kuat dan kaku
Sifatnya lentur dan elastis
3
Selnya osteosit
Selnya kondrosit
4
Matriksnya tersusun atas kalsium dan fosfat
Matriksnya tersusun atas kondrin
5
Terdapat pada tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan
Terletak di daun telinga, hidung, sendi, sambungan tulang belakang, dll
6
Berasal dari jaringan ikat embrional, perikondrium
Berasal dari osifikasi tulang rawan (kartilago)

a. tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondroblas . Sel-sel ini mengeluarkan matrik yang disebut kondrin. Lama-kelamaan kondroblas akan terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruangan yang disebut laksasi.
b. Tulang keras merupakan kumpulan sel tulang yang mengeluarkan matriks yang mengandung zat kapur dan fosfat.


BAB V

KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum biologi mengenai struktur dan sifat tulang dapat disimpulkan bahwa:
            Larutan Hcl dapat mengubah warna, kekerasan, dan kelenturan, serta keadaan bagian dalam tulang.
Struktur tulang keras dan tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang sifatnya lentur dan tulang keras yang sifatnya padat dan liat seperti semen. Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan agar tulang tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi proses osifikasi.


BAB VI

DAFTAR PUSTAKA


Resti Afrista Sabtu, 15 September 2012 12.56



posted by: Ayu Ramadhan
semoga bermanfaat :)